#10 Tahun Tsunami Aceh

Entah kenapa, hari ini, aku benar-benar jauh dari rasa kantuk. Entah karena memang kebanyakan tidur sehari sebelumnya, atau memang rasa aneh yang menjalar di hati ini yang bikin mata melek tak karuan. Dari Jumat hingga ke Sabtu dini hari, mataku kok rasanya melotot saja. Bahkan ketika satu persatu teman2 di grup dan sosmed terlihat redup [emang lampu? 😀 ], aku masih sesegar tadi. Melototi macsy seorang diri. Tiada lagi teman untuk diajak ngobrol. Ada apa ini? Kembali kucoba browsing sana sini, ketak ina, itu dan ini. Hadeuh, sebenarnya aku sedang mencari apa? Hendak menulis apa? Ide berseliweran di kepala, namun tak satu pun yang tertulis jua.
Kubuka akun twitterku, dan terpana. Oh My God. Pantes saja aku begitu rindu Ayah Ibu, pantas saja aku kangen Aceh tercinta. Hari ini, #10TahunTsunamiAceh. Hari ini, sepuluh tahun lalu, gelombang maut itu, menggulung tanah rencong tumpah darahku. Hari ini, sepuluh tahun yang lalu, gelombang legam itu menggulung Ayahku. Oh Tuhan, bahkan alam bawah sadarku pun tak hendak lupa. Pantas saja. Gelombang itu hampir saja menjadikan kami yatim, andai tangan Kuasa-Mu tak terulur selamatkan Ayah dari gulungan si hitam legam itu.
Hari ini, sepuluh tahun lalu, banyak sahabat, handai tolan dan sanak famili kami yang harus pergi. Terendam, terhempas, dan tergulung oleh gelombang itu. Hari ini, sepuluh tahun lalu, semoga semuanya kian membaik. Abadikan damai di tanah kami, Ya Allah. Damaikan dan sejukkan hati para pemimpin kami, agar mampu membawa Aceh ke arah yang jauh dan jauh lebih baik dan maju. Bimbing kami, para pemimpin dan masyarakat kami, untuk tetap mampu hidup dalam damai agar mampu majukan Aceh tercinta.
Hari ini, pagi buta ini, aku kangen kampung halaman tercinta. Hari ini, pagi ini, aku ingin pulang….
coretan kangen kampung halaman,
Al, Bandung, 26 Desember 2014
You May Also Like

Alasan Memilih Nama Blog
November 22, 2018
5 Facts About Me
November 25, 2018
10 Comments
donna imelda
Aku juga kehilangan beberapa teman sekolah dulu di Aceh. Ikut merasakan kesedihan teman2 yg kehilangan sanak saudaranya setiap 26 Desember. Al-fatihah
Maya siswadi
Waahhh ayahnya selamat dari tsunami mak? Alhamdulillah ya. Kenangan itu pasti menyesakkan ya
Erlina Fitriani
amiin.
hiks, sedih membaca bagian akhirnya mak..
Yanet
Tak terasa udah masuk 10 tahun ya, mak… Saya yg cuman nonton liputan atau film nya saja rasanya sedih, apalagi warga Aceh yg mengalami sendiri… 🙁 Tetap kuat, mak..
nian astiningrum
Amin mak.. semoga kita semua selalu dalam lindungan-Nya..
10 tahun tidak terasa, tapi pasti sangat meninggalkan bekas bagi banyak warga Aceh..
Semoga membawa kebaikan bagi kita semua.. amin 🙂
m_rifqi_s
Aamiin, walaupun gak punya keluarga atau kehilangan orang di Aceh 10 tahun lalu, tapi saya tau rasanya kehilangan. Al-Fatihah!
Rebellina Passy
waktu demikian cepat berlalu. tapi kenangan akan tertanam selalu. laama tak saling berkunjung dan tak bertukar cerita, ya 🙂
myra anastasia
saya teringat sama beberapa postingan Mak Al ttg pengalaman keluarga Mak Al ketika tsunami melanda. Merinding bacanya, Mak
langkahterbaik123
semoga eceh lebih baik 🙂
Anesa Nisa
Alhamdulillah masih bisa kumpul sama keluarga. Ayah masih ada di pangkuan, Mak Alaika. Mudah-mudahan musibah-musibah itu selalu mengingatkan kita agar semakin merunduk, ya Mak. Kita ga boleh sombong 🙁
**ehh iya template-nya sama persis. ahahahha